Satuan Layanan
Bimbingan dan Konseling
A.
Topik Bahasan : Mengenali Pertumbuhan Secara Fisik Maupun Psikologis
B.
Bidang Bimbingan : Pribadi
C.
Jenis Layanan : Informasi
D.
Fungsi Layanan : Pemahaman
E.
Kompetensi
Dasar : Memahami
perubahan-perubahan psikis maupun fisik pada remaja.
F.
Indikator :
1. - Siswa mampu menyimpulkan perubahan-perubahan yang terjadi.
2. - Siswa mampu menjelaskan apa saja perubahan-perubahan itu.
3. -Siswa mampu berperan sebagai remaja yang sesuai.
G.
Strategi : Ceramah dan
tanya jawab
H.
Deskripisi Materi : Terlampir
I.
Sasaran Kegiatan : Siswa
Kelas VII SMP
J.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
K.
Waktu Penyelenggaraan : November, minggu pertama
L.
Penyelenggara Layanan : Guru BK
M.
Uraian Kegiatan :
1.
Pendahuluan
a.
Salam pembuka
dan good rapport.
b.
Absen
kehadiran siswa, pengecekan keadaan siswa maupun keadaan fisik kelas.
c.
Apersepsi:
apakah siswa sudah memahami tentang remaja.
2.
Inti
a.
Guru
memaparkan tentang perubahan psikis maupun fisik pada remaja.
b.
Guru mengajak
siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada remaja.
3.
Penutup
a.
Guru dan siswa memberikan
komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya kegiatan untuk
perbaikan-perbaikan selanjutnya.
b.
Siswa
memberikan kesimpulan tentang perubahan secara pikis maupun fisik pada remaja.
c.
Guru menutup
pertemuan.
N.
Alat dan
Perlengkapan yang Digunakan : White
board, Spidol,Lcd, Laptop.
O.
Rencana Penilaian dan
Tindak Lanjut :
1.
Penilaian
jangka pendek : Dengan melihat perubahan perilaku
para
siswa setelah diberi layanan.
2. Penilaian jangka
panjang : Dengan melihat perubahan
siswa dalam hal
pengembangan diri.
P. Keterkaitan
Layanan ini dengan Layanan/Kegiatan Pendukung :
1.
Sebagai titik tolak pelaksanaan layanan BK, selanjutnya
sesuai dengan jenis layanan yang ada.
2.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam layanan
konseling.
Q. Catatan Khusus :
Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap pentingnya mengenali perubahan secara psikis maupun fisik
pada remaja seusianya.
Materi :
Remaja didefinisikan sebagai
tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai
sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia
20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12
tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Ada dua
pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama –
yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of
“storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan
tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik,
intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan
kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan
lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan
Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.
Menurut
pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik
seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta
mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari
orang tua dan masyarakatnya. Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada
benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar
ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu
dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi
tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian
(fluktuatif).
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja
akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja
utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu
juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian
yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.
PSIKIS REMAJA
Remaja Awal
Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa
ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan
emosinya. Keadaan semacam ini sering disebut strom and stress.
Remaja sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu,
kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri
berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan dalam
menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
Status remaja awal yang
membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan.
Perlakuan orang tua terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu
memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi
saat mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang
dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status mereka.
Banyak masalah yang dihadapi
remaja
Remaja awal
sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang
mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Faktor
ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada
orang tua.
Remaja Akhir
Pada masa ini
terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis.
Stabilitas mulai timbul dan
meningkat
Stabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula
stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan
sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak
mudah berubah pendirian.
Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang tua berperan
dengan lebih demokratis.
Citra diri
dan sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya),
menghargai miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
Menghadapi
masalahnya secara lebih matang
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah
lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak
lagi menampakkan gejala-gejala strom and stress sehingga
muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Periode sebelum masa remaja ini disebut sebagai PERIODE PUBERTAS (ambang pintu
masa remaja).
PUBERTAS jelas berbeda dengan masa REMAJA, walopun
bertumpang tindih dengan masa remaja awal.
PERUBAHAN
FISIK
CIRI-CIRI REMAJA AWAL(Teenagers)
- Terjadi pertumbuhan fisik yang
pesat
- Dalam jangka 3-4 tahun anak
bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.
- Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang. Akibatnya……
- Pada
laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan
betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan
tubuh kanak-kanak.
- Dalam hal
kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja
putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.Akibatnya….
- Dalam masa
pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah
memanjang dibanding melebar.
- Kematangan
kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih
cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
CIRI-CIRI REMAJA AKHIR
- Pertumbuhan fisik remaja relatif
berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja
pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami
pertumbuhan yang lambat.
- Mengalami
keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk
memasuki masa dewasa awal. Seperti badan
dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang
dengan pinggul.
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan)
lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut
trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa
Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14
tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 –
24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai
tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.
Trend secular
terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta
kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan
gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di
usia bayi dan kanak-kanak.
Pubertas
Pubertas adalah
periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan
fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai
dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks
primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube
fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama.
Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes,
prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma
yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan
keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks
sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian
tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan
perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin,
kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks
wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini
berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di
dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang
dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang
otak.
Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap
Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan
fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi
psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah
perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
Hampir semua
remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik
dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan
kepercayaan dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis
bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik,
mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded).
Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak
banyak otot (muscular).