Rabu, 30 Mei 2012

DIMENSI MINAT DALAM BIMBINGAN KARIR


DIMENSI MINAT DALAM BIMBINGAN KARIR

            Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis, Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran, pendekatan secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi dengan salah satunya melalui bimbingan karir.
            Kecenderungan perubahan pola-pola dalam dunia kerja dan tempat kerja mempunyai pengaruh pada dunia pendidikan persekolahan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan dan bimbingan karir. Hal yang paling mendasar ialah memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam perkembangan karir sehingga memiliki keterampilan karir pada saat meninggalkan bangku sekolah. Hoyt (2001) mengemukakan ada 4 kebutuhan utama yaitu kebutuhan untuk  1. )Merencanakan pendidikan pasca sekolah menengah yang berorientasi karir, 2.) memperoleh keterampilanumum dalam caap kerja adaptasi kerja, dan peningkatan kerja sehingga mampu mengikuti perubahan dunia kerja seelah dewasa, 3.) penekanan pentingnya nilai-nilai kerja, 4.) merencanakan cara-cara menyibukkan diri dalam pekerjaan sebagai bagian dari keseluruhan perkembangan karir.
            Pergeseran paradigma tersebut, pada gilirannya aan menuntut  penggunaan strategi bimbingan karir yang dipandang sesuai dengan tuntutan sebagai suatu cara yang dilakukan untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan dirnya secara optimal. Salah satu dimensi yang memerlukan perhatian dalam pelaksanaan bimbingan karir yang efektif adalah “minat atau inerest “. Minat volunter atau minat sukarela ,adalah mina yang timbul dengan endirinya tanpa ada pengaruh dari lingkungan.  Minat involunter adalah minat yang timbul melalui pengkondisian lingkungan yang diciptaan. Minat non-volunter adalah minat yang timbul dengan sengaja atau dipaksakan melalui intervensi tertentu. Ketiga jenis minat itu sangat penting dalam bimbingan karir terutama upaya mengembangkan motivasi.
            Dimensi minat yang terkait dengan bimbingan karir menyangkut aspek tinjauan konsepsional secara psikologis terhadap minat dan kaitannya dengan bimbingan dan konseling karir, perkembangan minat dalam pendidikan dan faktor yang terkait antara minat dengan dunia kerja.


sumber ; H. Mohammad Surya *


Tes Intelegensi , Tes Bakat dan Tes Minat



a.      Maksud dan tujuan tes inteligensi
Inteligensi merupakan faktor pembawaan atau faktor dasar yang dimiliki seseorang yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajarnya, sehingga bagaimanapun diusahakannya peralatan, kondisi, serta metode yang sempurna, pada akhirnya hasil belajar seseorang akan ditentukan oleh tingkat kecerdasan orang tersebut.
Oleh karena itu, dalam rangka bimbingan, informasi yang diperoleh lewat pengukuran inteligensi dapat membantu dalam memberikan bimbingan, terutama bimbingan belajar.
Tes inteligensi adalah suatu alat ukur berupa tes yang digunakan untuk mengetahui sebarapa tingkat kecerdasan seseorang yang di tes (testee). Setelah diketahui mengenai tingkat kecerdasan seseorang, pemeriksa dapat memanfaatkannya lebih lanjut, antara lain:
~     Untuk tujuan seleksi
Melalui tes inteligensi, faktor-faktor yang ada pada diri seseorang, termasuk faktor ynag karena suatu sebab belum berkembang tetapi jelas dimiliki, ikut diperhitungkan. Sehingga, apabila penggunannya benar-benar terlaksana dengan teliti dan objektiif, maka akan dapat membantu pembimbing dalam menyeleksi individu dan menempatkannya secara tepat.
~     Untuk tujuan diagnostik
Melaui tes inteligensi dapat diketahui mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami seseorang yang disebabkan oleh taraf inteligensi seseorang tersebut.
1.      SPM  (Standart Progressive Matrics)
Merupakan salah satu contoh bentuk skala inteligensi yang dapat diberikan secara individual ataupun kelompok. Skala ini dirancang oleh J.C. Raven pada tahun 1960. SPM merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar.
SPM tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu:
Grade I            : Kapasitas intelektual Superior.
Grade II          : Kapasitas intelektual Di atas rata-rata
Grade III         : Kapasitas intelektual Rata-rata.
Grade IV         : Kapasitas intelektual Di bawah rata-rata.
Grade V          : Kapasitas intelektual Terhambat.
Tujuan dari SPM, yaitu :
1) kemampuan penalaran ruang yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep ruang (spasial),
2) kemampuan menganalisis, mengintegrasikan, mencari dan memahami sistem hubungan diantara bagian-bagian, dan
3)   kemampuan dalam hal ketepatan yaitu kemampuan seseorang dalam menghitung.
2.      APM  (Advanced Progressive Matrices)
APM merupakan salah satu alat tes non verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan-hubungan bagian gambar yg tersaji serta mengembangkan pola fikir yang sistimatis penyajiannya dapat dilakukan secara klasikal dan individu.
Material Tes yaitu terdiri dari dua set dimana set pertama berisi 12 butir tes dan set kedua berisi 36 soal tes,yang keduanya berbentuk non verbal.
Tujuan dari tes APM ini adalah untuk mengukur tingkat intelegensi serta untuk tujuan analisis klinis.
APM  juga tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu:
Grade I            : Kapasitas intelektual Superior.
Grade II          : Kapasitas intelektual Di atas rata-rata
Grade III         : Kapasitas intelektual Rata-rata.
Grade IV         : Kapasitas intelektual Di bawah rata-rata.
Grade V          : Kapasitas intelektual Terhambat.
Tujuan dari test APM adalah :
~     Untuk mengukur kemampuan intelektual orang normal, tanpa batasan waktu umur dan dipakai diatas 11 tahun.
~     Digunakan untuk kemampuan observasi.
~     Untuk mengukur tingkat inteligensi.
~     Untuk analisis tujuan klinis.
3.      CFIT  (Culture Fair Intelligence Test)
CFIT dirancang  oleh Raymond B. Cattel & A. Karen S., serta sejumlah staff peneliti dari Institute of Personality and Ability Testing (IPAT) Illinois University, Cahmpaign, USA tahun 1945. 
Tes kecerdasan Cultutre Fair ini dirancang sedemikian rupa sehingga pengaruh kelancaran verbal, kondisi budaya, dan tingkat pendidikan terhadap hasil tes dapat diminimalisasi. Tes kecerdasan ini berusaha menghindari unsur-unsur : Bahasa, Kecepatan, serta Isi yang terikat budaya.
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan umum.
4.      WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale)
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) tes adalah instrumen klinis utama yang digunakan untuk mengukur kecerdasan orang dewasa dan remaja.WAIS asli (Formulir I) diterbitkan pada bulan Februari 1955 oleh David Wechsler , sebagai revisi yang Wechsler Bellevue Intelligence-Skala. WAIS diciptakan dengan dasar pikiran bahwa inteligensi terdiri dari aspek-aspek verbal, abstrak, numerical, dan faktor G.
WAIS ada 2 kelompok susunan tes yaitu : kelompok verbal (lisan) dan kelompok non verbal (perbuatan).
Skala Verbal terdiri dari:
1.      Informasi
Berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dari lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana ia berada.
2.      Rentang Angka
Berupa rangkaian angka antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan urutan yang benar.
3.      Kosa Kata
Berisi 40 kata-kata yang disajikan dari yang paling mudah didefinisikan sampai kepada yang paling sulit.
4.      Hitungan
Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar.
5.      Pemahaman
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum.
6.      Kesamaan
Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan.
Untuk skala performansi adalah sebagai berikut:
1.      Kelengkapan Gambar
Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2.      Susunan Gambar
Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur.
3.      Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal.
4.      Perakitan Objek
Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-hariyang disajikan dalam susunan tertentu.
5.      Simbol Angka
Berupa Sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis symbol untuk masing-masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia lakukan selama 90 detik.
WAIS bertujuan untuk mengungkap intelligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan verbal dan performence IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang mendapat handicap dalam bidang verbal atau cultural.
Seperti pada semua tes psikologi, pemberian WIAS secara layak meminta penguji yang mampu, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang sesuai (tenang), dan waktu yang cukup. Materi tes harus dijaga dari pandangan subjek, sampai sub test itu disajikan dalam testing.
b.      Maksud dan tujuan tes bakat
Bakat  merupakan suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mancapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus. Tes bakat memiliki tujuan, antara lain:
                          i.      Untuk membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan maupun pekerjaan,
                        ii.      Untuk mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang,
                      iii.      Sebagai sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
1.      DAT
Untuk mengetahui bakat individu siswa secara tepat, perlu dilaksanakan pengukuran psikologis dengan menggunakan beberapa instrumen tes bakat. Tujuan : Tes bakat yang dilakukan atau dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu agar lebih spesifik (kemampuan khusus).
 Tes bakat dibagi ke dalam dua golongan luas, yaitu yang dikenal sebagai tes bakat umum dan tes bakat khusus.Salah satu instrumen bakat yang digunakan adalah Diferential  Aptitude Test (DAT) / Tes Bakat Pembedaan.
Deskripsi materi DAT
1.      Penalaran Verbal (Verbal Reasoning)
Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, selain itu, untuk mengetahui seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
2.      Kemampuan Angka (Numerical Ability)
Tujuan dari materi ini adalah mengungkap pemahaman relasi angka dan menangani konsep angka, mengetahui seberapa baik seseorang memahami ide – ide yang diekspresikan dalam bentuk angka, seberapa jelas dapat berpikir dan menalar angka.
3.      Penalaran Abstrak (Abstrak Reasoning)
Suatu instrument non verbal yang mengungkap penalaran individu. Individu harus menentukan asas atau prinsip, menentukan perubahan gambar, serta memberi tanda.
4.      Kecepatan dan Keteitian  Klerikal
Tujuannya adalah untuk  mengukur kecepatan memberi jawaban atau tanggapan dalam suatu persepsi sederhana, mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat, kemampuan memberi tanggapan.
5.      Penalaran Mekanikal (Mechanical Reasoning)
Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman mekanikal yang disusun oleh Binet. Tujuannya adalah untuk mengungkap bagaimana seseorang menangkap prinsip umum. Melihat seberapa baik seseorang memahami hukum yang mendasari alat – alat, mesin – mesin dan alat sederhana.
6.      Relasi Ruang (Space Reasoning)
Mengungkap seberapa baik seseorang dapat membayangkan atau membentuk gambar –gambar dari objek – objek padat dengan hanya melihat rencana dari atas kertas datar.
7.      Pemakaian Bahasa: Mengeja
Mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, tanda baca, dan penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik seseorang mengeja kata dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
8.      Pemakaian Tata Bahasa
mengukur kemampuan siswa / seberapa baik seseorang dapat mengenal kesalahan –kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan pemakaian kata dalam kalimat yang mudah
2.      Kraepellin
Tes kraepelin merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat diungkap melalui tes ini adalah:
a.             Kecepatan Kerja (Pan-ker)
Ditunjukkan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes.
b.            Ketelitian Kerja (Tian-ker)
Ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes.
c.             Keajegan Kerja (Jan-ker)
Ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
d.            Ketahanan Kerja (Han-ker)
Ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.
c.       Maksud dan tujuan tes minat
Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk ppada typical performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya.
Tes minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mangukur dan manganalisis minat seseorang.
Tujuan dari tes ini, adalah membantu menemukan minat dasar yang dimiliki seseorang, setelah diketahui minat dasar yang dimiliki seseorang (ada tidaknya minat terhadap sesuatu, arah minat individu, serta kuat lemahnya minat yang dimiliki), maka dapat digunakan untuk membantu individu yang bersangkutan menjadi pekerja keras atau orang yang berminat, memiliki penyesuaian diri yang baik dan efektif


Contoh Satuan Layanan BK


Satuan Layanan
Bimbingan dan Konseling

A.    Topik Bahasan                  : Mengenali Pertumbuhan Secara Fisik Maupun Psikologis                                               
B.     Bidang Bimbingan             : Pribadi
C.     Jenis Layanan                   : Informasi
D.    Fungsi Layanan                 : Pemahaman
E.     Kompetensi Dasar             : Memahami perubahan-perubahan psikis maupun fisik pada remaja.
F.      Indikator                           :
1.      - Siswa mampu menyimpulkan perubahan-perubahan yang terjadi.
2.     - Siswa mampu menjelaskan apa saja perubahan-perubahan itu.
3.      -Siswa mampu berperan sebagai remaja yang sesuai.
G.    Strategi                              : Ceramah dan tanya jawab
H.    Deskripisi Materi               : Terlampir
I.       Sasaran Kegiatan              : Siswa Kelas VII SMP
J.       Tempat Penyelenggaraan  : Ruang Kelas
K.    Waktu Penyelenggaraan   : November, minggu pertama
L.     Penyelenggara Layanan    : Guru BK
M.   Uraian Kegiatan                            :
1.    Pendahuluan
a.    Salam pembuka dan good rapport.
b.    Absen kehadiran siswa, pengecekan keadaan siswa maupun keadaan fisik kelas.
c.    Apersepsi: apakah siswa sudah memahami tentang remaja.
2.    Inti
a.    Guru memaparkan tentang perubahan psikis maupun fisik pada remaja.
b.    Guru mengajak siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada remaja.
3.    Penutup
a.       Guru dan siswa memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya kegiatan untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.
b.      Siswa memberikan kesimpulan tentang perubahan secara pikis maupun fisik pada remaja.
c.       Guru menutup pertemuan.
N.    Alat dan Perlengkapan yang Digunakan  : White board, Spidol,Lcd, Laptop.
O.    Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut      :
1.      Penilaian jangka pendek          : Dengan melihat perubahan perilaku para 
  siswa setelah diberi layanan.
2.      Penilaian jangka panjang         : Dengan melihat perubahan siswa dalam hal
  pengembangan diri.
P.      Keterkaitan Layanan ini dengan Layanan/Kegiatan Pendukung :
1.      Sebagai titik tolak pelaksanaan layanan BK, selanjutnya sesuai dengan jenis layanan yang ada.
2.      Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam layanan konseling.
Q.    Catatan Khusus                 :
Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap pentingnya mengenali perubahan secara psikis maupun fisik pada remaja seusianya.



Materi :
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya. Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.

PSIKIS REMAJA
Remaja Awal
Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini sering disebut strom and stress. Remaja sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
Status remaja awal yang membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status mereka.
Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.
Remaja Akhir
Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis.
Stabilitas mulai timbul dan meningkat
Stabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah pendirian.
Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang tua berperan dengan lebih demokratis.
Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
Menghadapi masalahnya secara lebih matang
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and stress sehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Periode sebelum masa remaja ini disebut sebagai PERIODE PUBERTAS (ambang pintu masa remaja).
PUBERTAS jelas berbeda dengan masa REMAJA, walopun bertumpang tindih dengan masa remaja awal.
PERUBAHAN FISIK
CIRI-CIRI REMAJA AWAL(Teenagers)
- Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
- Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.
- Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang. Akibatnya……
- Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
- Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.Akibatnya….
- Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah memanjang dibanding melebar.
- Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
CIRI-CIRI REMAJA AKHIR
- Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat.
- Mengalami keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa dewasa awal. Seperti badan dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang dengan pinggul.
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.
Pubertas
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.
Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).